Jumat, 26 Juni 2009

Apa dan Bagaimanakah Kepemimpinan Pancasila itu?

Apa dan Bagaimanakah Kepemimpinan Pancasila itu?


Pendahuluan
Salah satu masalah yang sangat populer dewasa ini adalah masalah manajemen. Pentingnya manajemen merupakan salah satu alat dalam kehidupan suatu organisasi, baik organisasi pemerintah, swasta. orpol maupun ormas; terutama dalam bidang kehidupan manusia selalu mendapat perhatian dari masyarakat. Dalam hal ini inti manajemen adalah kepemimpinan/leadership yang selalu dititikberatkan kepada pimpinan. Pimpinanlah yang merupakan motor penggerak dari sesuatu usaha atau kegiatan. Pimpinan tersebut melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Juga dalam pengambilan keputusan, dan kebijakan yang dapat mempermudah pencapaian tujuan dari organisasi itu secara efektif dan efisien.
Para pimpinan di Indonesia, khususnya organisasi yang mem¬pengaruhi situasi kegiatan sosial ekonomi, sangatlah memegang peranan yang penting. Sebagian besar proses pencapaian tujuan organisasi akan ditentukan oleh kemampuan pimpinan yang memegang peranan penting dalam menggerakkan orang-orang pada suatu tujuan tertentu.
Bagi suatu organisasi yang ingin memperoleh kemajuan dalam bidang usahanya, maka kepemimpinan yang baik mutlak dibutuhkan bagi organisasi itu terutama keahlian dalam bidang tersebut, agar:
1. Menghindarkan keputusan-keputusan yang bersifat untung¬untungan/spekulatif, sehingga dapat diputuskan lebih terarah.
2. Mengindarkan pengambilan keputusan yang tergesa-gesa.
3. Menggunakan tenaga kerja dan alat produksi yang dimiliki organisasi secara efektif dan efisien.
Karena tenaga manusia merupakan salah satu alat produksi yang paling penting bagi suatu organisasi serta mempengaruhi keberhasilan dari organisasi tersebut, hendaknya penggunaan tenaga kerja tersebut sebaik-baiknya, di samping memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Begitu pula dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuannya, maka seorang pemimpin harus dapat mengelola dan mengarahkan elemen-elemen yang ada secara baik dan teratur. Seorang pemimpin harus dapat menciptakan suatu kerjasama yang harmonis di antara pimpinan dan bawahan. Untuk itulah dibutuhkan penerapan manajemen yang baik pula.
Apabila hal-hal tersebut di atas dapat dilaksanakan dengan baik, maka dalam suatu organisasi akan terwujudkan adanya:
1. Para anggota organisasi akan menunjukkan semangat dan disiplin yang baik.
2. Pelayanan terhadap masyarakat dan organisasi khususnya akan terwujud secara efektif dan efisien dan sebagai akibat selanjutnya tingkat produktivitas akan meningkat pula.
Dari uraian tersebut di atas, dapat penulis simpulkan bahwa:
1. Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan jalannya roda organisasi karena tanpa adanya faktor kepemimpinan yang berfungsi sebagai penggerak dalam pelaksanaan segala kegiatan, maka pelaksanaan organisasi tidak akan berhasil.
2. Di dalam kepemimpinan penting sekali adanya kerjasama, karena kerjasama dapat dikatakan sebagai kunci untuk suksesnya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya.
Hal inilah yang menarik penulis untuk mengupas sedikit tentang kepemimpinan ini dikaitkan dengan kepemimpinan nasional, yaitu kepemimpinan Pancasila.


     



Peran Pemimpin Dalam Proses Perubahan

oleh : Sylvia Soetomo


Pengantar
Proses kepemimpinan yang kini perlu dilakukan sudah berbeda dengan peran kepemimpinan dimasa sebelumnya. Perubahan ini dibutuhkan untuk bisa menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan dinamika lingkungan usaha yang selalu bergejolak. Perusahaan atau organisasi harus mampu memberikan respons yang cepat dan tanggap terhadap semua perubahan tersebut tanpa kehilangan arah dan kemantapan usaha.
Strategi yang diambil oleh organisasi biasanya diarahkan oleh pura pemimpin yang enerjik, yang menuntut ketrampilan, keahlian cian kemampuan sesuai situasi. Beberapa kajian mengungkapkan, bahwa saat ini proses kepemimpinan diharapkan lebih manusiawi dan organik. De Pree (1996) mengatakan bahwa seorang pemimpin secara fundamental memerlukan pengertian yang utuh tentang diversitas kemampuan, bakat dan ketrampilan manusia. Hartanto (1993) bahkan merinci lebih jauh, organisasi akan lebih membutuhkan pemimpin dari manusia-manusia yang mampu mendorong pengikutnya melakukan transformasi perilaku yang diperlukan agar lebih sesuai dengan tuntutan, serta mampu menjadi pemimpin dari perubahan, yang berarti mampu mengarahkan perubahan, membangkitkan aspirasi pengikutnya untuk mau bekerja dan belajar bersama mewujudkan cita-cita perusahaan sesuai tuntutan perubahan.


      



Sistem "Kerja Sama Operasi" (KSO) Dunia Pendidikan Tinggi

oleh: Jonathan Sarwono


Pengantar
Menghadapi era globalisasi dan era perdagangan bebas, dunia pendidikan harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Kompetisi mutu akan semakin ketat. Hanya sekolah-sekolah yang bermutu dan dikeraal, serta dipercaya oleh masyarakat baik peminat atau pengguna lulusan yang akan "survive".
Dunia pendidikan daiam hal ini tidak dapat hanya bersifat dan berorientasi regional saja, tetapi harus 'national-oriented'. Orientasi nasional ini tentunya bukan tujuan akhir, tetapi hanya merupakan jembatan untuk mencapai tingkat yang harus dicapai dalam era globalisasi, yaitu "Internasional-oriented" yang merupakan "conditioa sine qua non" dunia pendidikan kita yang harus mampu bersaing dengan pendidikan di negara-negara maju lainnya. Hanya dengan nnenjadikan sekolah/universitas berkualitas internasional, kita dapat menciptakan lulusan-lulusan bermutu yang selama ini selalu dikaitkan dengan sistem pendidikan di dunia barat. Akibatnya banyak orang kaya di Indonesia berlomba-lomba rnenyekolahkan anaknya ke luar negeri.
Di era mendatang batas negara satu dengan yang lain menjadi sempit bahkan dapat hilang. Penetrasi pengaruh asing sangat kuat, sehingga kita akan mudah terpengaruh oleh hal-hal dari luar.
Di era perdagangan bebas, bukan barang mustahil akan banyak institusi pendidikan asing yang masuk di Indonesia baik secara tidak langsung berupa penawaran-penawaran studi di negara mereka, atau penawaran-penawaran secara langsung dalam bentuk kerjasama dengan institusi pendidikan di Indonesia. Tenaga kerja asing yang berkecimpung dalam akan banyak beroperasi di Indonesia. Dan ini berakibat tersingkirnya institusi-institusi lokal yang tidak dapat mengikuti derasnya arus persaingan. Kelak akan banyak orang Indonesia hanya mau belajar di sekolah/universitas yang banyak memperkerjakan `tenaga asing' dari negara-negara maju.


      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar